Oleh : Tatang Nugraha
Musik zaman sekarang berkembang dengan sangat pesat, mencerminkan perubahan teknologi, sosial, dan budaya. Salah satu ciri khas dari musik modern adalah keberagaman genre yang mudah diakses oleh siapa saja. Platform seperti Spotify, YouTube, dan TikTok memungkinkan musisi baru untuk dengan cepat mendapatkan audiens global tanpa perlu bergantung pada label rekaman besar. Hal ini membuka peluang bagi berbagai suara dan gaya musik untuk tumbuh.
Namun, ada juga beberapa kritik terhadap musik masa kini. Salah satunya adalah dominasi algoritma dalam mengarahkan selera pendengar. Lagu-lagu yang “viral” sering kali dipilih bukan karena kualitas artistik, tetapi karena dapat menarik perhatian dengan cepat, menciptakan tren yang cepat hilang seiring waktu. Musik pop juga dianggap semakin terdengar seragam, dengan produksi yang terlalu dipoles dan terfokus pada “catchiness” dibandingkan ekspresi kreatif yang mendalam.
Di sisi lain, teknologi juga telah memperkaya cara seniman menciptakan musik. Software produksi musik, sampling, dan auto-tune memungkinkan para musisi bereksperimen dengan suara yang sebelumnya tidak mungkin. Hal ini membuat genre seperti EDM, lo-fi, dan trap muncul dan berkembang menjadi bagian besar dari lanskap musik modern.
Generasi muda yang tumbuh dengan media sosial juga berperan dalam mendorong evolusi musik. Mereka lebih memilih lagu-lagu yang singkat dan mudah diingat, sehingga banyak musisi yang mulai menyesuaikan diri dengan format ini. Misalnya, banyak lagu di TikTok yang hanya berdurasi 15-30 detik namun menjadi sangat populer.
Secara keseluruhan, musik zaman sekarang adalah cerminan dari dunia yang terhubung dan serba cepat. Meskipun ada kekhawatiran tentang kehilangan kedalaman atau orisinalitas, tidak dapat disangkal bahwa musik modern menawarkan inklusivitas dan keterbukaan yang belum pernah ada sebelumnya.
Leave a Reply